SEJARAH
Tahun 2013 beralamat Pagesangan 117a, ada kelompok masyarakat bernama Sanggar Yatim yang didukung oleh Yatim Mandiri mengadakan Program pemberdayaan terhadap anak yatim di lingkungan sekitar. Kelompok ini menyasar anak-anak yang kehilangan salah satu atau kedua orang tuanya dan masyarakat berpenghasilan rendah. Sanggar Yatim hadir untuk mendidik anak-anak mereka, memberikan kasih sayang yang tulus, dan berusaha membantu meringankan biaya untuk menempuh pendidikan dari anak-anak yang diasuh tersebut. Dengan harapan anak-anak asuh mendapatkan pendidikan yang seharusnya mereka dapatkan dan berguna kelak di kemudian hari dapat mengubah nasib mereka.
Setahun berlalu tepatnya tahun 2014 awal, Sanggar Yatim mulai berkembang pesat dan serius mendidik anak-anak asuh. Dengan kegiatan berupa Bimbingan Belajar, Tempat Belajar Al Qur’an, Kelas pengayaan untuk Olimpiade dan mulai mengadakan secara berkala MABIT( Malam Bina Taqwa ). Dengan adanya 4 program unggulan ini, anak asuh yang berada di Sanggar Yatim makin bertambah. Di tahun 2014 ini tercatat sebanyak 42 anak dari berbagai usia dan kelas pendidikan terdaftar disini. Tentunya ini tak lepas dari niat para pendiri SanggarYatim dan istiqomah untuk memberdayakan anak yatim
Tahun
2017 berdirilah PRM PAGESANGAN yang mendapat amanah dari PCM JAMBANGAN untuk
mengelola tanah yang telah dihibahkan dari pak murjito sejak tahun 2010. Disini
kelompok masyarakat yang mendirikan SANGGAR YATIM yang kebetulan juga sebagian
besar adalah kader muhammadiyah mempunyai keinginan tanah hibah tersebut akan
di kelola menjadi PANTI ASUHAN MUHAMMADIYAH PAGESANGAN sebagai lanjutan program
SANGGAR YATIM. Disini anak-anak yatim diharapkan setelah mendapatkan kelulusan
pendidikan, akan membantu berkembangnya PRM PAGESANGAN melalui PANTI ASUHAN
MUHAMMADIYAH dan menjadi penerus kader Muda Muhammadiyah.
Tahun
2019 bulan maret selesai pembangunan lantai pertama dan diperkirakan dapat
menampung lebih banyak anak lagi. Di tahun ini jumlah anak yang terdaftar makin bertambah yang awalnya
konsisten di angka 40an menjadi 53 anak asuh. Disini program-program yang ada
juga semakin berkembang. Mulai adanya darul arqom baik pelaksanaannya di dalam
kota maupun luar kota, hingga beberapa anak asuh yang sudah baligh di terjunkan
sebagai relawan di yayasan yang bergerak di bidang sosial dan kemanusiaan.
Setahun
setelah itu karena semakin banyaknya anak asuh yang berada di Panti Asuhan
Muhammadiyah. Dengan niat dan semangat dimulailah pembangunan lantai 2-4.
Dengan peruntukannya lantai 2 untuk asrama, lantai 3 untuk pelantikan dan
kegiatan umum, serta lantai ke 4 untuk agrobisnis.
Penulis : Fatika
0 komentar:
Posting Komentar